ﺑﺎب ﺍﻟﺬﻛﺮ
قال الله تعالى : وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى ﴿١٢٤﴾
artinya : Allah SWT. Berfirman: dan barang siapa yang berpaling dari mengingatku (tidak mau berdzikir), maka sungguh baginya kehidupan yang sempit dan kami (Alloh SWT) akan mengumpulkannya di hari kiamat dalam keadaan buta (Q.S Thoha : 124).
وقال تعالى أيضا : مَن يَهْدِ اللهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَن يُضْلِلْ فَلَن تَجِدَ لَهُ وَلِيًّا مُّرْشِدًا ﴿١٧﴾
artinya : Dan Alloh SWT berfirman lagi : " Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Alloh maka dia mendapatkan petunjuk, dan barang siapa yang disasarkan oleh Alloh maka dia tidak akan menemukan satu pemimpin pun yang akan memberikan petunjuk kepadanya ( Q.S. 18 : Al-Kahfi :17 )
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ عَلِيِّ بْنِ يَزِيدَ الصُّدَائِيُّ الْبَغْدَادِيُّ حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ الْقَاسِمِ بْنِ الْوَلِيدِ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ كَيْسَانَ عَنْ أَبِي حَازِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا قَالَ عَبْدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ قَطُّ مُخْلِصًا إِلَّا فُتِحَتْ لَهُ أَبْوَابُ السَّمَاءِ حَتَّى تُفْضِيَ إِلَى الْعَرْشِ مَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْه
artinya : ِTidaklah seorang hamba yg mengucapkan lailaaha illa Allah (tiada Ilah melainkan Allah) dgn ikhlas kecuali akan dibukakan baginya pintu-pintu langit hingga sampai 'arsy, selama ia menjauhi dosa-dosa besar. Abu Isa berkata; Dari jalur ini, hadis ini adl hadis hasan gharib. [HR. Tirmidzi No.3514].
وخَرَّجَ الطبرانيُّ بهذا الإسنادِ مَرفوعًا : مَنْ لَمْ يُكْثِرْ ذِكْرَ اللَّهِ فَقَدْ بَرِئَ مِنَ الإِيمَان
artinya : ِTelah mengeluarkan hadits ini Imam Thobroni dengan sanad yang marfu: ”Barang siapa yang tidak memperbanyak berzikir kepada Alloh maka dia telah keluar dari keimanan ( Tsumma naudzubilla ).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ ظَنَنْتُ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ أَنْ لَا يَسْأَلُنِي عَنْ هَذَا الْحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الْحَدِيثِ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِه,
artinya : ِAbu Hurairah berkata, Rasulullah saw. ditanya, “Siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafaatmu di hari Kiamat?” Rasulullah saw. bersabda, “Aku telah mengira, ya Abu Hurairah, bahwa tidak ada seorang pun yang tanya tentang hadits ini yang lebih dahulu daripada kamu, karena aku melihatmu sangat antusias terhadap hadits. Orang yang paling bahagia dengan syafaatku di hari Kiamat adalah yang mengatakan la ilaha illallah secara ikhlas dari hatinya atau jiwanya.”
(H.R :Bukhari).
عَنْ يَعْلَى بْنِ شَدَّادٍ قَالَ : حَدَّثَنِى اَبِى شَدَّادُ بْنُ أَوْسٍ وَعُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ حَضَرَ يُصَدِّقُهُ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : هَلْ فِيْكُمْ غَرِيْبٌ يَعْنِىْ مِنْ اَهْلِ الْكِتَابِ ؟ قُلْنَا : لاَ يَارَسُوْلَ اللهِ فَاَمَرَ بِغَلْقِ الْأَبْوَابِ وَقَالَ : اِرْفَعُوْآ اَيْدِيَكُمْ وَقُوْلُوْا : لآ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ ، فَرَفَعْنَا اَيْدِيَنَا سَاعَةً ثُمَّ قَالَ : اَلْحَمْدُلِلهِ ، اَللهم اِنَّكَ بَعَثْتَنِى بِهَذِهِ الْكَلِمَةِ وَاَمَرْتَنِى بِهَا وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهَا الْجَنَّةَ وَاِنَّكَ لاَ تُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ، ثُمَّ قَالَ : اَلاَ اَبْشِرُوْا فَاِنَّ اللهَ قَدْ غَفَرَ لَكُمْ . رواه احمد والطبرانى والبزار ورجاله موثقون: مجمع الزوائد 1/ 164
artinya : Diterima dari Ya’la bin Syaddad r.a. telah berkata Ya`la :” telah menyampaikan kepadaku : ayahku Syaddad bin Uwais , dan ketika U`badah bin Shomit r.anhuma. hadir membenarkan perkataan ayahnya. Telah berkata ayahnya ( yakni Syaddad bin Uwais ) , “ Kami berada dekat Rosululloh S.A.W. lalu Beliau SAW. Bertanya, ‘Apakah diantara kalian ada orang aneh?’ ( maksad Beliau SAW. adlah ahli kitab ). Maka kami semua menjawab, ‘ Tidak ada…Wahai Utusan Alloh SWT.’ Lalu Beliau SAW. Memerintahkan kami semua untuk menutup pantu sambil berkata, ‘Angkatlah tangan kalian dan ucapkanlah :”Laa ilaaha illalloh.’ Maka kami semua mengangkat tangan kami semua beberapa waktu ( sambil mengucap kalimah Thoyyibah ). Selanjutnya Rosululloh S.A.W. berdo'a :”Alhamdulillah ( ari sadaya pujian eta tetep kagungan Alloh ). Ya Tuhanku Sesungguhnya Engkau sudah mengutus ku dengan kalimah ini, dan telah memerintahkan kepadaku ( untuk mendakwahkannya ), dan Engkau telah menjanjikan kepadaku surga untuk siapa saja orang yang mengucapkan-Nya, dan sesungguhnya Engkau tidak pernah ingkar janji.” Lalu Beliau berkata ( kepada para sohabat), Bergembiralah kalian karena sesungguhnya Alloh telah mengampuni kalian semua.” ( HR.Imam Ahmad, Thabrani, Al Bazzar,dan para perowinya bisa dipercaya -Majma’uz Zawa-idjilid kahiji kaca 164 )
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِسَيِّدِنَا عَلِىِّ كَرَمَ اللهُ وَجْمَهُ : يَاعَلِىُّ أَغْمَضْ عَيْنَيْكَ وَأَلْصَقْ شَفَتَيْكَ وَأَعْلِ لِسَانَكَ وَقُلْ : أَللهُ أَللهُ( رَوَاهُ الطَّبْرَنِىُّ وَاْلبَيْهَقِىُّ )
artinya : Telah bersabda Rosululloh Saw.kepada sayyidina A`li Kwh. :”Wahai A`li pejamkanlah kedua matamu dan rapatkan pada dua bibirmu dan naikanlah lidahmu dan ucapkanlah lafadz… Alloh…Alloh…( Telah meriwayatkan pada hadits ini Imam Thobroni dan Imam Baihaqi )
عَنْ عَلِيّ كَرَّمَ اللهُ وَجْهَهُ قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ اَيُّ الطَّرِيْقَةُ اَقْرَبُ اِلَى اللهِ وَاَسْهَلِهَا عَلَى عِبَادِاللهِ وَاَفْضَلُهَا عِنْدَ اللهِتَعَالَى فَقَالَ يَا عَلِيُّ عَلَيْكَ بِدَوَامِ ذِكْرِالله ِ فَقَاَل عَـلِىُّ كُلُّ االنَّاسِ يَذْكُرُوْنَ اللهَ فَقَالَ صَـلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ ياَعَلـيّ لَاتَقُوْمُ السَّاعَةُ حَتَّى لَا يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ مَنْ يَقُوْلُ اَللهُ اَللهُ فَقَالَ عَلِيُّ كَيْفَ اَذْكُرُ يَا رَسُوْلَ اللهِ فَقَالَ صَـلَّى اللهُ عَلَيْهِ غَمِّضْ عَيْنَيْكَ وَاسْمَعْ مِنِّى ثَلاَثَ مَرَّاتٍ ثُـمَّ قل ْمِثْلَهَا وَاَنَا أَسْمَعُ فَقَالَ صَـلَّى اللهُ عَلَيْهِ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ ثَلاَثَ مَرّاتٍ مُغَمِّضاً عَيْنَيْهِ ثُمَّ قَالَهَا عَلِيُّ كَذَالِكَ( رَوَاهُ الطَّبْرَنِىُّ وَاْلبَيْهَقِىُّ )
Artinya: “Dan dari Sayyidina Ali Karramahullahu wajhahu, beliau berkata: Aku katakanya, Ya Rasulallah, manakah jalan/tarekat yang sedekat-dekatnya kepada Allah dan semudah-mudahnya atas hamba Allah dan semulia-mulianya di sisi Allah? Maka sabda Rasulullah, ya Ali, penting atas kamu berkekalan/senantiasa berzikir kepada Allah. Maka berkatalah Ali, tiap orang berzikir kepada Allah. Maka Rasulullah bersabda: Ya Ali, tidak akan terjadi kiamat sehingga tiada tinggal lagi atas permukaan bumi ini, orang-orang yang mengucapkan Allah, Allah, maka sahut Ali kepada Rasulullah, bagaimana caranya aku berzikir ya Rasulullah? Maka Rasulullah bersabda: coba pejamkan kedua matamu dan rapatkan/katubkanlah kedua bibirmu dan naikkanlah lidahmu ke atas dan berkatalah engkau, Allah-Allah.( Thabrani dan Baihaqi)
قال الشيخ أحمد بن عبد الرحمن الشهير بالرطبي رحمه الله تعالى فى كتابه " منحة الأصحاب لمن أراد سلوك طريق الأصفياء والأحباب " ص. ٨٧
artinya : Berkata Syekh Ahmad bin Abdurrahman anu Masyhur dengan sebatanya Ar-Ruthby rhm. Dalam kitabnya Minhatul Ashhab liman Aroda suluka Thoriqotil Ashfiya wal Ahbab kaca 87 :
أخرج أبو نعيم في حلية الأولياء وطبقات الأصفياء ، عن الفضيل بن عياض : كان أصحاب رسول الله صَلْعَمَ إذا ذكر الله تعالى
artinya : Telah mengeluarkan Abu Na`im dari kitabna Hilyatul Auliya Wathobaqootul Ashfiyaa, diterima dari Fudhoil bin I`yadh : Bahwa para Sohib Nabi SAW. Ketika berdzikir kepada Alloh Swt.
تَمَايَلُوْا يَمِيْناً وَ شَمَالاً كَمَا يَتَمَايَلُ الشَّجر في الريح العاصف إلى قدّام ثم يرجع إلى الوراء .
artinya : Mereka ( para shohabat) condong ke sebelah kanan ( kepalaNya ) dan ke sebelah kiri ( kepalanyaNa ) seperti halnya condongnya satu pohon oleh angin topan, sampai depan lalu kembali lagi ke belakang .
عِنْدَ التَّلفظ بِالذِّكْرِ يَمِيْل بِرَأْسِهِ إِلَى الْجِهَةِ اْليُمْنَى بِلآ ، ويرجع بِإِلَهَ إلى جهة صدره ، وَبِإِلَّا اللهُ إِلَى جِهَةِ اْلقَلْبِ ، وهي ﺍﻟﻴﺴﺎﺭ.
artinya : ketika mengucapkn Dzikir dia menundukan kepalanya ke sebelah kanan sambil mengucapkan Laa , dan mengembalikannya lagi sambil mengucapkan ilaaha sampai pada arah dadanya, dan dengan mengucapkan illalloh sampai arah hati yaitu sebelah kiri.
.وينعتها مِنْ سُرَّتِهِ إِلَى قَلْبِهِ حَتَّى تنزل بِالْجَلَالَةِ عَلَى اْلقَلْبِ لتحرق سائر الخواطر الرديئة ،
artinya : Dan harus menarik ( ngabeudol ) dari pusarnya sampai pada hatinya,supaya nama Alloh yang Maha Agung Turun di dalam hati, untuk membakar seluruh pikiran-pikiran yang licik/ hina.
ويحقق الهمزة ويمد الألف مداً طبيعياً أو أكثر
artinya : dan dia juga harus menyatakan Hamzah dan memanjangkan Alif halnya biasa atau lebih panjang
ويفتح الهاء من إله ويسكن الهاء من الله
artinya : dan mematahkan ha dari lafadz ilaaha dan menyukunkan (mematikan ) ha dari lafadz Alloh.
قَالَ الشَّيْخُ عَبْدُ اْلقَادِرِ الْجَيْلَانِىُّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ فى كتابه سرّ الأسرار :" إِذَا أَرَدْتَ الذِّكْرَ فَمِلْ بِرَأْسِكَ إِلَى الْجِهَةِ اْليُمْنَى بِلآ إِلَهَ ، وَرَجِّعْ رَأْسَكَ بِإِلَّا اللهُ إِلَى جِهَةِ اْلقَلْبِ الْمُتَبَارَكِ وَهِيَ تَحْتَ الثَّدْىِ اْلأَيْسَرِ بِقَدْرِ أُصْبُعَيْن
artinya : ِBerkata Syekh Abdul qadir Jailani ra. Dalam kitabnya Sirrul Asror :”Ketika kalian hendak berdzikir maka condongkanlah kepalamu ka arah kanan sambil mengucapkan Laa ilaaha , dan kembalikan lagi kepalamu sambil mengucapkan ilaalloh ke arah hati yang diberkahi, dan hati yang diberkahi itu di bawah susu yang sebelah kiri kira-kira dua jari.
.قال الشيخ ابن عربي رحمه الله تعالى في كتابه تنبيه الطلاب : الذكر ينقسم إلى قسمين: حقيقي وغير حقيقي.
artinya : telah berkata Syekh Muhyiddin Ibnu A`roby rhm. Dalam kitabnya Tambihuth-Thulab : “ dzikir itu terbagi dua :
1.dzikir Haqiqi
2.dzikir Ghoir Haqiqi
أما الذكر الحقيقي فهو شهود الحق سبحانه وتعالى بعين القلب في هذه الدﻧﻴﺎ
artinya : Adapun Dzikir Haqiqi yaitu menyaksikan al-Haq ( yakni Alloh SWT ) dengan mata hati di dunia ini.
وأما غير الحقيقي فينقسم إلى قسمين: ذكر جلي وذكر خفي
artinya : Adapun Dzikir Ghoer Haqiqi yaitu terbagi dug bagian :
1. Dzikir Jaly ( jelas )
2. Dzikir Khofi ( samar )
أما الذكر الجلي فهو الذي يتلفظ بـ"لا إله إلا الله في اللسان
artinya : Adapun Dzikir Jaly ( jelas ) yaitu dengan mengucapkan lafadz : Laa ilaha illallooh dengan lisan
وأما الذكر الخفي فهو الذي يحفظ معناه في القلب الذي هو محل مشاهدته تعالى؛ لأن القلب يطلق على معنيين أحدهما اللحم الصنوبري الشكل المودع في الجنب الأيسر من الصدر
artinya : Adapun Dzikir Khofi ( samar ) yaitu yang menjaga ma`nanya yang samar di dalam hati, yang hati itu adalah tempat Musyahadah kepada Alloh Ta`ala ,karena sesungguhnya hati digunakn kepada dua ma`na, yang kesatu dari dua ma'na itu adalah daging yang kerucut bentuknya yang disimpan di sisi sebelah kiri dari dada.
وثانيهما أنه لطيف رباني روحاني متعلق بذلك القلب، فهو المسمى بحقيقة الانسان، وهو الروح الإنساني وهو محل لمشاهدته تعالى
artinya : dan yang keduanya yaitu Lathifah Robany Ruhany yang berhubungan dengan hati itu, maka Lathifah Robany Ruhany itu dinamakan hakikat manusia, dan Lathifah Robany Ruhany itu adalah ruh insany ( bangsa manusa ) dan Lathifah Robany Ruhany adalah sebuah tempat untuk Musyahadah kepada Alloh Swt.
فالقلب لما كمل استعداده وقوي نوره بدوام الذكر المستعلي للمراقبة المستعدة للمشاهدة، صار مرآة للتجلي الإلهي، وهو الجمع بين البحرين وملتقى للعالمين، إنتهى
artinya : Maka ketika telah hati sempurna persiapannya dan kekuatan cahaya hati dengan mendawamkan dzikir yang naik ke atas untuk muroqobah yang disiapkann untuk Musyahadah , yang menjadi cermin tajalli Katuhanan, dan Tajjaliyul Ilahiyyah itu adalah kumpulan di antara dua lautan ( hati ) dan tempat pertemuan kepada yang mengurus seluruh Alam .selesai Qoul Ibnu Arob.
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻋﻠﻢ بالصواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar