Untuk menjawab pertanyaan ini maka saya akan menghadirkan pandangan para ulama tentang pembacaan al-Quran dengan berbagai langgam.
1. Asy-Syafi'i dalam kitab al-Hilah mendokumentasikan tentang perbedaan para ulama dalam menyikapi pembacaan al-Quran dengan berbagai langgam. Menurutnya ada dua kalangan ulama, ada yang membolehkan dan ada yang tidak.
sperti ket brikut :
وَقَالَ الشَّاشِيُّ فِي الْحِيلَةِ فَأَمَّا الْقِرَاءَةُ بِالْأَلْحَانِ فَأَبَاحَهَا قَوْمٌ وَحَظَرَهَا آخَرُونَ“
Asy-Syasyi dalam kitab al-Hilah, adapun membaca (al-Qur`an) dengan pelbagai langgam maka sebagian kalangan membolehkan sedang kalangan yang lain melarangnya. (Lihat ar-Ramli, Hasyiyah ar-Ramli, juz, 4, h. 344)
Sedangkan imam Syafii cenderung untuk memerinci. Menurutnya membaca al-Quran dengan pelbagai langgam adalah boleh sepanjang tidak merubah huruf dari nazhamnya. Namun apabila sampai menambahi hurufnya maka tidak diperbolehkan.
وَاخْتَارَ الشَّافِعِيُّ التَّفْصِيلَ وَإِنَّهَا إنْ كَانَتْ بِأَلْحَانٍ لَا تُغَيِّرُ الْحُرُوفَ عَنْ نَظْمِهَا جَازَ وَإِنْ غَيَّرَتْ الْحُرُوفَ إلَى الزِّيَادَةِ فِيهَا لَمْ تَجُزْ“
Asy-Syafi'i dalam kitab al-Hilah, adapun membaca (al-Qur`an) dengan pelbagai langgam maka sebagian kalangan membolehkan sedang kalangan yang lain melarangnya. Imam Syafi’i memilih untuk merincinya, jika membacanya dengan pelbagai langgam yang tidak sampai merubah huruf dari nazhamnya maka boleh, tetapi apabila merubah hurufnya sampai memberikan tambahan maka tidak boleh” (Hasyiyah ar-Ramli, juz, 4, h. 344).
وَقَالَ الدَّارِمِيُّ الْقِرَاءَةُ بِالْأَلْحَانِ مُسْتَحَبَّةٌ مَا لَمْ يُزِلْ حَرْفًا
عَنْ حَرَكَتِهِ أَوْ يُسْقِطُ فَإِنَّ ذَلِكَ مُحَرَّمٌ
Ad-Darimi berkata, membaca dengan pelbagai langgam itu disunnahkan sepanjang tidak menggeser huruf dari harakatnya atau menghilangkannya karena hal itu diharamkan”. (Hasyiyah ar-Ramli, juz, 4, h. 344).
Namun Menurut pemahaman sya Sendiri Walaupun hal dmikian boleh dg syarat tdk mencedrai qoidah" qiroat sprti tajwid, makhorij dll. Tetapi Karena Indonesia bukan hanya mempunyai langgam jawa..dikhawatirkan kedpanya Akan di ikuti dg langgam" berikutnya yg ada di Indonesia seperti batak, papua, sumatra, bahkan dangdut atau bahkan koplo, Yang Nantinya Alqur'an tidak akan terasa bermak'na lagi. Padahal Kita sebagai Kaum Muslimin Harus menghormati Al-qur’an, baik itu dari sisi Baca’an nya, Tilawah nya serta Lagu nya.
dan sbgai penutup kata ada sebuah Qoidah Ushul :
ﺍﻟﺨﺮﻭﺝ ﻣﻦ ﺍﻟﺨﻠﺎﻑ مستحب
ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺍﻋﻠﻢ بالصواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar